Sebagaimana judul dari blog ini, saya akan menerangkan beberapa praktek tingkah laku berbudi luhur dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Agar hidup kita dalam bermasyarakat dan bernegara menjadi orang yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, bagi lingkungan sekitar maupun bagi negara, maka dalam kehidupannya harus mencerminkan sifat-sifat orang yang luhur dan melakukan peri lakunya orang luhur. Ada beberapa contoh sifat-sifat orang yang berbudi pekerti luhur diantaranya adalah :
1. Jika berbicara sopan santun, tata kromo, unggah ungguh, bisa papan empan adepan.
Jika berbicara dengan orang lain hendaknya jangan sampai menyakiti hati mereka. Oleh karena itu kita harus sopan santun apa lagi terhadap orang yang lebih tua atau pada orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada kita. Dalam berbicara dengan orang lain supaya tata krama, unggah ungguh (bahasa jawa), berbicara dengan wajah yang ceria, dengan kata-kata yang enak didengar. Ketiak berbicara dengan orang lain supaya bisa menyesuaikan kondisi dan situasi dalam bahasa jawa bisa papan, empan dan adepan.
Papan, maksudnya ketika kita berbicara dengan orang lain harus melihat dimana tempat kita berbicara. Dilingkungan apa pada waktu apa dan situasinya bagaimana, harus bisa menyesuaikan. Sebagai contoh. Kita sedang takziah, ketika disana kita sedang bincang-bincang dengan teman yang sedang takziah kita tidak boleh bersenda gurau, bicara yang keras, tertawa terbahak-bahak. Kita bisa menyesuaikan situasi berduka, bahkan dalam berpakaianpun supaya mencerminkan situasi berduka. Tidak pantas kita pergi takziah dengan pakaian pesta, apalagi pakaian yang glamour.
Empan, maksudnya tata cara kita berbicara pada orang lain harus dengan cara yang baik, yang bisa diterima orang lain. Karena kadang kita bermaksud menyampaikan sesuatu yang baik kepada orang lain, tetapi karena cara kita bicara tidak tepat menjadikan orang lain tersinggung, marah-marah karena salah sangka / miss comunication. Walaupun kita berbicara pada teman sebaya kita juga harus tetap menghormati mereka, misalkan mereka orangnya serius tidak suka bercanda ya jangan asal ngajak bercanda padanya. Kadang-kadang kita bermaksud bercanda tapi mereka menanggapinya serius akhirnya jadi geger. Itu jangan sampai terjadi, itu hanya salah satu contoh saja.
Adepan, maksudnya kita harus bisa menyesuaikan kepada siapa kita berbicara. Jika kita bicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang harus kita hormati, ya harus pakai bahasa yang baik, kromo inggil (orang jawa) sebagai wujud penghormatan kita kepada mereka. Kalau kita mau menghormati dan menghargai orang lain maka mereka juga akan menghormati dan menghargai kita, dengan demikian hubungan kita menjadi hubungan yang baik bisa saling untung menguntungkan, tidak rugi merugikan atau untung merugikan yang menyebabkan perpecahan dan permusuhan.
2. Jujur
Agar kita bisa dipercaya orang lain, kita supaya berusaha menjadi orang yang jujur. Memang menjadi orang yang jujur tidak mudah, karena justru menjadi orang jujur kadang justru timbul musuh baru, karena tidak semua orang yang ada di lingkungan kita adalah orang yang jujur. Sebenarnya menjadi orang yang jujur merupakan nilai tambah bagi kita, oleh karena itu apapun yang akan kita hadapi kita supaya tetap usaha jadi orang yang jujur. Dalam suatu Hadist Nabi Muhammda yang diriwayatkan oleh ... Nabi bersabda bahwa jujur akan menunjukkan pada kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan jalan kesurga, tetapi kejelekan akan menunjukkan
3. Amanat
Sebagai orang yang berbudi luhur harus bisa amanat, jangan sampai kianat. Sekali kita melakukan perbuatan kianat dan diketahui orang lain, maka rusaklah nama baik kita, rusaklah nama baik keluarga kita. Ingatlah pepatah yang menyebutkan bahwa "Sepandai-pandainya menutup bangkai, maka akhirnya akan tercium juga baunya". Orang yang bisa amanat wajahnya kelihatan segar berseri, tidak ada keragu-raguan diwajahnya. Berbeda dengan orang-orang yang suka kianat setiap bertemu dengan orang lain, apalagi pada orang yang dikianati maka akan tampak serba salah, berusaha menghindar untuk tidak ketemu walaupun kadang-kadang orang yang dikianati tidak merasa bahwa dia telah dikianati.
4. Bisa percaya dan bisa dipercayai
Kita supaya mau mempercayai pada orang lain dan supaya bisa dipercayai orang lain. Menghadapi orang lain jangan selalu punya pikiran negativ (negative thinking / Suudlon). Karena kalau kita selalu punya prasangka jelek pada orang lain, maka hati kita tidak akan tenang, selalu dihinggapi rasa was-was, selalu kawatir jangan-jangan nanti si A mau berbuat jahat padaku sehingga tidak bisa bergaul bebas dengan orang lain. Kita memang boleh berwaspada terhadap orang lain, akan tetapi jangan selalu berprasangka jelek. Kita bisa bergaul dengan orang lain termasuk orang yang belum kenal sekalipun sambil mempelajari tingkah laku mereka. Kita lihat raut wajahnya kalau kita jeli insya Alloh kita bisa menebak seperti apa dia. Kita juga bisa melihat dari tingkah lakunya.
5. Kepara ngalah rebutan ngalah
Orang yang mengalah belum tentu dia kalah. Mengalah demi kebaikan pasti suatu saat akan menjumpai kebaikan yang nilainya lebih besar dari apa yang telah dikeluarkan demi kebaikan tersebut. Jika suatu saat mendapat masalah dengan teman atau tetangga, kita supaya bisa berlaku adil dan bijaksana. Jika kita yang salah supaya tidak malu untuk minta maaf, dan jika mereka yang salah dan sudah minta maaf supaya besar hati untuk memaafkan.
6. Rukun kompak
Untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan dalam masyarakat kita supaya bisa hidup rukun dengan sesama dan dalam melakukan setiap kegiatan yang ada supaya bisa kompak. Untuk mencapai segala tujuan bersama tidak akan bisa sukses jika tidak mau menjalankan prinsip rukun kompak. Rukun saja belum bisa menentukan kesuksesan, begitu juga hanya dengan kompak saja. Sebagai contoh sekumpulah semut mengangkat seekor cecak yang telah mati, dimana cecak tersebut jauh lebih besar dan lebih berat. Akan tetapi karena ratusan atau bahkan ribuan semut bisa rukun kompak dalam mengangkat cecak tersebut akhirnya mereka bisa membawa ke tempat tujuannya, Berbeda jika mereka rukun semua sama-sama mengangkat cecak tersebut namun tidak kompak, sebagian menarik ke kiri dan sebagian menarik ke kanan, maka mereka tidak akan berhasil membawa cecak tersebut ke tempat tujuannya, bahkan bisa jadi mereka berebut dan akhirnya jadi tidak rukun.
Itu semua barulah sebagian dari sifat-sifat tingkah laku orang yang berbudi luhur. Silahkan Anda ambil hikmahnya dan kerjakan yang baik untuk Anda serta tanamkan sifat-sifat baik tersebut terutama dikalangan keluarga Anda sendiri. Jika semua orang bisa menanamkan sifat-sifat baik di keluarganya niscaya semua masyarakat menjadi baik semua, dan cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi insya Alloh bisa terwujud.
Sekian artikel ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kami terutama dan bagi semua msyarakat pada umumnya.
Klaten 18 Maret 2008
B O M I N
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Sumbernya dari mana ya kak? Mohon infonya terimakasih
Bermanfaat trimakasih
Kl untuk masa milenial ini kita harus apa ya ka...?
Posting Komentar